Kau
ajak aku menyusuri jalan setapak
Jalan
asing yang tak kukenal
Ku
ikuti kemanapun kau melangkah
Tanpa
bertanya tanpa berucap
Dalam hati ku bertanya “apa yang akan ayah
tunjukkan padaku”
Sampai kemudian berhenti disebuah ladang kosong
Ayah menunjuk ke tanah dan berucap “Nak itu
tanah yang akan ku buat mainan untukmu”
“Oh yaa”...serta merta kusahut
Ku
menunggu beberapa saat tuk menanti mainanku
Serasa
tak sabar napasku naik turun
Alamak
sebuah mobil dari tanah
Gembira
rasanya ku menerima mainan yang dibuatkan ayah
Cantik sekali mainan itu
Mainan dari tanah buah tangan ketulusan ayahku
Gembira hatiku meskipun hadiah itu tak bernilai
Ayahkupun tak luput menebar senyum padaku seakan
berucap “Anak Baik”